Pentingnya Pengaturan Diet Bagi Penderita Diabetes Mellitus

Thursday, March 27, 2008

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit degeneratif menahun (kronis) yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi nilai normal karena tubuh tidak mampu memanfaatkan glukosa darah. DM adalah penyakit menahun (kronis) yang disebabkan karena kekurangan hormon insulin, baik relatif maupun absolut, atau terdapat gangguan fungsi insulin. Defisiensi insulin ini disebabkan karena adanya gangguan pada fungsi pankreas.

Penggunaan insulin untuk penderita DM dapat mencegah atau mengatasi koma diabetik. Namun belakangan diketahui bahwa yang dapat dikurangi hanya bahaya dan komplikasi diabetes akut. Komplikasi yang terjadi sebagai akibat sifat menahun penyakit ini masih belum dapat ditanggulangi. Apabila penyakit ini dibiarkan tidak terkendali, maka akan menimbulkan komplikasi-komplikasi yang dapat berakibat fatal, termasuk penyakit jantung, ginjal, kebutaan, amputasi, dan mudah mengalami aterosklerosis (penebalan dan pengerasan pembuluh darah arteri).

Biaya perawatan DM sangat mahal, oleh karena itu diagnosis secara dini adalah cara terbaik untuk mengendalikan penyakit kronis ini. DM yang terdiagnosis secara dini sangat memudahkan perawatannya, bahkan kemungkinan hanya perlu melakukan pengaturan makanan (diet) untuk menjaga jangan sampai terjadi kelebihan atau kekurangan konsumsi energi dan zat gizi lain.

Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif, oleh karena itu menurut teori tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penderita seperti sebelumnya terserang penyakit ini. Tujuan umum pengobatan pada DM adalah memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Oleh karena itu, pengobatan pada DM meliputi: (1) pengaturan makanan (diet) dengan memperhatikan kebutuhan gizi penderita untuk mengurangi tanda-tanda dan gejala klinik; (2) obat-obatatan hipoglikemia; (3) olah raga; dan (4) pendidikan/penyuluhan untuk penderita.

Terapi diet atau pengaturan makanan bagi penderita DM secara umum bertujuan menjaga dan memelihara tingkat kesehatan optimal sehingga dapat melakukan aktivitas seperti biasanya. Pengaturan makanan pada penderita DM tipe I (penderita mendapat insulin) terutama ditujukan untuk menyesuaikan waktu dan jumlah makanan yang diberikan. Untuk penderita DM tipe II, pengaturan makanan terutama untuk mengembalikan berat badan penderita ke berat badan ideal. Di samping itu, pengaturan makanan pada kedua tipe juga untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Pengaturan Makanan Pada Dm Tipe I

Waktu pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila makanan terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau makanan kurang dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal).Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah, lapar, gampang tersinggung, bingung, detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sebaliknya bila makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan, maka akan terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali, menu makanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah problem-problem tersebut.

Untuk mengurangi resiko terjadinya kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita diabetes harus mempunyai kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak boleh lebih dari 30% dari total energi dengan perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh 1:1, dan kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari.

Penderita DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat dalam jumlah cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah setelah makan. Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang diekskresikan ke dalam usus dari empedu.

Pengaturan Makanan Pada Dm Tipe Ii

Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin.

Mayoritas penderita DM tipe II mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari pengaturan makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu penderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah kalori, pada umumnya keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa penderita, pengurangan jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa.

Penderita DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan jumlah energi yang ketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak jenuh.

Prinsip, Tujuan, Dan Syarat Diet

Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak m,enjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Anjuran porsi karbohidrat berkisar 60 – 70% dari total energi makanan dengan anjuran penggunaan karbohidrat kompleks yang mengandung serat, terutama serat yang bersifat larut (soluble dietary fibre) sebanyak 35 g per 1000 kkal.

Sedangkan tujuan diet (pengaturan makan) bagi penderita DM adalah: (1) memperbaiki kesehatan umum penderita; (2) memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan normal/ideal; (3) memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan optimal dan aktivitas normal; (4) menormalkan pertumbuhan penderita yang masih dalam masa pertumbuhan; (5) mempertahankan kadar gula darah sekitar normal; (6) Merubah kadar gula dalam urin, dari positif menjadi negatif; dan (7) menekan timbulnya penyakit angiopati diabetik. Diet yang diberikan harus menarik dan mudah diterima oleh penderita. Selain itu juga dimodifikasi sesuai dengan keadaan penderita, misalnya sedang hamil, mepmpunyai penyakit hati atau tuberkulosis paru, dll.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat sebagai berikut: (1) Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik; (2) Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi. Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis karbohidrat kompleks/makanan yang berserat; (3) Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai biologi tinggi (nilai cernanya tinggi); (4) Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi; (5) Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

Bagi penderita DM terdapat mbeberapa jenis makanan yang harus dihindari, antara lain: (1) Gula murni seperti yang terdapat pada gula pasir, gula merah, permen, coklat, kue manis, cake, tarcis, dodol, selai/jam, jelly, sirup, soft drink, es krim, susu kental manis, buah kalengan, buah yang diawetkan dengan gula, dendeng, abon, sarden, dll.; (2) Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental. Sedangkan makanan yang dianjurkan adalah: (1) sumber karbohidrat kompleks, seperti beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie, bihun, roti, dan biskuit; (2) sayuran (terutama sayuran hijau), seperti bayam, kangkung, daun singkong, dll.; (3) buah-buahan, menurut jumlah yang sudah ditentukan.

1 comments:

Unknown said...

thanks Mba Bro infonya

SALAM GO BLOG DARI MAHASISWA GO BLOG