Probiotik dan Efek Perlindungannya terhadap Kanker Kolon (1)

Saturday, April 5, 2008

Oleh :

Endang Prangdimurti

F226010021/IPN

E-mail: prangdimurti@yahoo.com

I. Pendahuluan

Laporan The National Cancer Institute tahun 1999 yang disitasi oleh Brady et al. (2000) menyatakan bahwa sejak tahun 1990 hingga tahun 1996 , terdapat empat jenis kanker yaitu paru-paru, prostat, payudara dan kolon, yang menempati lebih dari setengah kasus kanker yang terjadi, dan juga yang menyebabkan kematian. Kanker kolon merupakan kanker yang menempati urutan kedua terbanyak yang menyebabkan kematian setelah kanker paru-paru. The American Cancer Society memperkirakan pada tahun 2001 ini dari sebanyak 135.400 kasus yang terdiagnosa, sebanyak 56.700 berakhir dengan kematian. Keterlambatan penanganan kasus kanker kolon dikarenakan gejala awal kanker kolon seringkali dianggap seperti sakit perut biasa.

Selain faktor genetik (keturunan), resiko terkena kanker kolon meningkat pada umur lanjut (diatas 50 tahun), menerapkan pola makan yang salah (tinggi lemak dan kurang serat makanan), serta mengalami radang usus besar (ulcerative colitis). Pola makan merupakan salah satu faktor yang dapat dikontrol. Resiko terkena kanker kolon dapat diturunkan dengan cara peningkatan konsumsi serat makanan (termasuk prebiotik), penurunan konsumsi lemak dan peningkatan konsumsi probiotik.

Pangan probiotik merupakan pangan (makanan/minuman) yang mengandung sejumlah bakteri hidup yang memberi efek yang menguntungkan kesehatan. Pangan probiotik yang telah lama dikenal antara lain produk susu fermentasi oleh bakteri asam laktat (Lactobacilli dan Bifidobacterium) seperti yogurt, yakult, susu asidofilus, dan lain-lain. Selain mempunyai nilai nutrisi yang baik, produk tersebut dianggap memberi manfaat kesehatan dan terapeutik. Manfaat ini diperoleh akibat terbawanya bakteri-bakteri hidup ke dalam saluran pencernaan yang mampu memperbaiki komposisi mikroflora usus sehingga mengarah pada dominansi bakteri-bakteri yang menguntungkan kesehatan. Khusus pada tulisan ini akan memaparkan peran probiotik dalam menekan kanker kolon, meliputi apakah probiotik itu, bagaimana aksinya dalam menekan terjadinya kanker kolon serta upaya preventif (konsumsi synbiotik).

II. Perkembangan Kanker Kolon

Kanker kolon adalah kanker yang terjadi pada daerah kolon, yaitu usus besar bagian awal sepanjang 6 ft. Kadangkala disebut kanker kolorektal (colorectal ) apabila kanker berada di bagian kolon dan rektum (8-10 inch terakhir dari usus besar). Perkembangan kanker kolon diawali oleh tahap inisisasi, dimana suatu karsinogen menyebabkan perubahan pada DNA. Tahap ini didahului oleh aktivasi metabolik suatu prekursor (prokarsinogen) menjadi karsinogen. Terjadinya beberapa mutasi pada DNA akan mengawali perkembangan tumor. Tahap selanjutnya (post-inisiasi) belum jelas benar, meskipun biasanya melibatkan terjadinya perubahan dalam jalur transduksi sinyal. Selanjutnya adalah terjadinya pertumbuhan sel yang luar biasa yang dapat dilihat secara morfologis sebagai aberrant crypt (precancerous lesions). Aberrant crypt merupakan struktur preneoplastik, relatif lebih besar daripada normal crypt, dan akan berkembang lebih lanjut menjadi polip dan bahkan tumor. Pada Gambar 1. dapat dilihat polip yang tumbuh pada kolon.

Tumor dapat bersifat jinak (benign) dan ganas (malignant). Berbeda dengan tumor ganas (kanker), sel-sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya dan dapat hilang (tidak tumbuh lagi) setelah diangkat. Sedangkan sel-sel kanker dapat bermetastasi (menyebar) dan masuk ke dalam aliran darah dan system limfatik. Oleh karena itu studi efek probiotik terhadap perkembangan kanker kolon tidak sebatas menggunakan alur sel kanker kolon, namun juga melihat efeknya hingga ke darah atau jaringan lain.


Gambar 1. Polip pada kolon


III. Konsep Probiotik dan Mikroorganisme di Saluran Pencernaan

Brady et al. (2000) mensitasi definisi probiotik dari Gibson and Robertfroid (1995) sebagai pangan/suplemen pangan yang berisi mikroba hidup yang memberi efek yang menguntungkan (kesehatan) saluran pencernaan. Ditambahkan oleh Guarner dan Schaafsma (1998) bahwa mikroorganisme hidup tersebut dapat memberikan efek kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah cukup.

Konsep probiotik dikembangkan dari sebuah teori autointoksikasi yang dikemukakan oleh seorang ilmuwan Rusia penerima Nobel Biologi tahun 1908 yaitu Elie Metchnikoff. Menurutnya, secara perlahan pembusukan (putrefeksi) oleh bakteri dalam usus besar menghasilkan senyawa-senyawa beracun yang memasuki peredaran darah, yang disebut sebagai proses”autointoksikasi”. Proses inilah yang menyebabkan penuaan dan beberapa penyakit-penyakit degeneratif. Dia meyakini bahwa tingginya usia hidup warga suku-suku pegunungan di Bulgaria merupakan hasil dari konsumsi produk susu fermentasi. Bakteri yang ikut terkonsumsi bersama produk tersebut dan kemudian mampu tinggal di usus berpengaruh positif terhadap mikroflora di kolon dengan cara menurunkan efek toksik dari mikroorganisme yang merugikan di kolon.

Mikroorganisme yang berpeluang besar melintasi dan hidup pada saluran pencernaan adalah yang berasal dari tubuh manusia sendiri. Karena itu pada awalnya bakteri yang digunakan untuk pembuatan probiotik diisolasi dari usus manusia atau dari feses bayi sehat. Ada sekitar 100 spesies dan lebih dari 1014 bakteri terdapat dalam saluran pencernaan, termasuk bakteri-bakteri patogen dan bakteri yang menguntungkan. Pada Tabel 1. dapat dilihat mikroorganisme yang dominan terdapat pada saluran pencernaan manusia. Mikroflora dalam saluran pencernaan manusia sehat relatif stabil, tetapi bervariasi bergantung dari kondisi fisiologis, pangan yang dikonsumsi, pengobatan yang sedang dijalani, stress dan umur.

Tabel 1. Distribusi dan komposisi mikroflora intestinal (Lichtenstein and Goldin, 1998)

Daerah

Komposisi a

Jumlah total /ml material

Lambung

Streptococcus

Lactobacillus

101 – 102

Duodenum dan jejunum

Streptococcus

Lactobacillus

102 – 104

Ileal – cecal

Bacteroides

Clostridium

Streptococci

Lactobacilli

106 – 108

Kolon

Bacteroides

Clostridium

Eubacterium

Peptococcus

Bifidobacterium

Streptococcus

Fusobacterium

1011.5 – 1012

a Hanya mikroorganisme yang dominan di tiap bagian

IV. Syarat Probiotik dan Jenis-jenisnya

Agar suatu mikroorganisme menjadi probiotik yang efektif dalam memberi efek kesehatan maka disyaratkan: berasal dari manusia (human origin), stabil terhadap asam maupun cairan empedu, dapat menempel pada sel intestin manusia, dapat berkolonisasi di saluran pencernaan manusia, memproduksi senyawa antimikroba, dapat melawan bakteri patogenik dan kariogenik, telah teruji secara klinis aman dikonsumsi, serta tetap hidup selama pengolahan dan penyimpanan. Selain itu konsumsi harus dilakukan secara teratur sebanyak 100-150 ml produk (berisi 106 /ml bakteri hidup) setiap 2 atau 3 kali seminggu.

Saat ini terus dikembangkan penelitian-penelitian yang menggunakan mikroorganisme yang diisolasi dari usus manusia untuk digunakan dalam pembuatan probiotik. Bentuk produk probiotik bervariasi tidak lagi hanya dalam bentuk makanan atau minuman, tetapi juga tablet atau kapsul. Pada Tabel 2. berikut ini disajikan berbagai macam tipe probiotik dan bakteri probiotik yang umumnya digunakan.

Tabel 2. Tipe-tipe produk probiotik dan bakteri probiotik yang digunakan

Probiotik

Bakteri

(yang umumnya digunakan)

Produk-produk susu fermentasi

(yogurt, buttermilk, susu asidofilus, dan lain-lain)

Lab. bulgaricus

Str. thermophilus

Leu. mesenteroides

Lab. acidophilus

Lab. casei

Bifidobacteria spp.

Lab. reuteri

Pangan yang disuplementasi

(susu pasteurisasi, minuman-minuman)

Lab. bulgaricus

Str. thermophilus

Lab. acidophilus

Bifidobacteria spp.

Lab. reuteri

Pharmaceuticals

(tablet, kapsul, granula)

Lab. bulgaricus

Lab. acidophilus

Bifidobacteria spp.

Produk-produk health food

(cairan, kapsul, bubuk)

Lab. acidophilus

Bifidobacteria spp.

Lactobacillus spp.


0 comments: