Serat Khitosan Mengikat Lemak

Sunday, April 13, 2008

KITOSAN adalah serat polimer alami yang mampu menghambat penyerapan lemak dan kolesterol oleh tubuh. Karena itu, sekarang banyak produk kapsul kesehatan yang mengandung kitosan dengan klaim dapat menyerap lemak, kolesterol, dan menurunkan berat badan.

Kitosan adalah turunan kitin yang diisolasi dari kulit udang, rajungan, kepiting, dan kulit serangga lainnya. Kitosan merupakan kopolimer alam berbentuk lembaran tipis, tidak berbau, berwarna putih, dan terdiri dari dua jenis polimer, yaitu poli (2-deoksi-2-asetilamin-2-glukosa) dan poli (2-deoksi-2-aminoglukosa) yang berikatan secara beta (1,4).

Kitosan merupakan produk deasetilasi kitin melalui proses reaksi kimia menggunakan basa natrium hidroksida atau reaksi enzimatis menggunakan enzim chitin deacetylase. Serat ini bersifat tidak dicerna dan tidak diserap tubuh. Sifat menonjol kitosan adalah kemampuan mengabsorpsi lemak hingga 4-5 kali beratnya.

Sejarah penemuan kitin dimulai, 1811, oleh Henri Braconnot sebagai hasil isolasi dari jamur, sedangkan kitin dari kulit serangga diisolasi pertama kali 1820-an. Kitosan ditemukan C Roughet , 1859, dengan memasak kitin dan basa seperti pembuatan sabun.

Perkembangan penggunaan bahan alami, akhir 1970-an, meningkatkan konsumsi kitosan, terlebih dengan beberapa penemuan baru untuk aplikasi kitosan di bidang farmasi dan kesehatan di akhir 1990-an hingga sekarang. Saat ini kitosan amat diminati karena bisa menurunkan kadar kolesterol, asam urat, pengikat lemak sekaligus pelangsing tubuh.

Pengikat lemak

Seperti serat dari tanaman, kitosan tidak bisa dicerna sehingga tidak mempunyai nilai kalori. Sifat ini sangat penting untuk produk-produk pelangsing tubuh. Tetapi, tak seperti serat lain, kitosan mempunyai daya pengikatan lemak yang sangat tinggi (superabsorban) sehingga mampu menghambat absorpsi lemak oleh tubuh.

Kitosan juga berbeda dengan serat lain yang netral atau asam, karena sebagai serat basa mampu mengabsorpsi gugus asam dengan adanya gugus amino pada rantai polimernya.

Kitosan adalah serat yang tidak diabsorpsi sehingga bila lemak terikat dengannya akan menjadi senyawa yang tak diabsorpsi pula. Hasil penelitian secara in vivo pada hewan percobaan menunjukkan, hewan yang diberi makanan mengandung kitosan mampu mengekskresi lemak di kotorannya hingga 5-10 kali serat lain.

Penelitian di ARS Medicina-Helsinki menunjukkan bahwa penggunaan kitosan selama empat minggu mampu menurunkan berat badan manusia rata-rata delapan persen.

Kitosan mampu menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat) sekaligus meningkatkan komposisi perbandingan kolesterol HDL (kolesterol baik) terhadap LDL, sehingga peneliti Jepang menyebutnya hypocholesteromic agent yang efektif, karena mampu menurunkan kadar kolesterol darah tanpa efek samping.

Mekanisme pengikatan

Mekanisme pengikatan lemak oleh kitosan belum dimengerti secara utuh dan menyeluruh. Tetapi, sejumlah pengamatan penelitian mendukung terjadinya dua mekanisme dasar pengikatan.

Pertama, melibatkan tarik menarik dua muatan yang berbeda/berlawanan, layaknya tarikan kutub-kutub magnet. Jadi, kitosan yang mempunyai gugus-gugus bermuatan positif akan menarik muatan negatif dari asam-asam lemak dan membentuk ikatan yang tak bisa dicerna.

Kedua, penetralan muatan. Dalam model ini kitosan akan menyelubungi sisi aktif lemak dan melindunginya dari serangan dan penguraian enzim-enzim lipida.

Untuk meningkatkan efektivitas pengikatan lemak, kapsul kitosan dicampur dengan asam sitrat, vitamin C (asam askorbat), dan indol. Penambahan asam askorbat meningkatkan jumlah lemak yang hilang sebagai feses, 87 persen, dan menurunkan penyerapan lemak oleh tubuh hingga 50 persen.

Penambahan asam askorbat juga berfungsi sebagai antioksidan untuk mengurangi jumlah radikal bebas-berperan dalam pembentukan oksida kolesterol-yang diduga memicu terjadinya penyakit hati.

Eriawan Rismana Pusat P2 Teknologi Farmasi dan Medika, BPPT, Jakarta

0 comments: